Narasumber: Pebi Pebriadi, S.Kom, M.M, M.T (Pendidik di
Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, SMK Negeri 2 Tasikmalaya)
Pertemuan kedua
puluh, pertemuan yang saya katakan sebagai pertemuan puncak. Pertemuan ini
diasuh oleh bapak Pebi Pebriadi. Bapak
Pebi membagikan pengalamannya menyusun buku ajar informatika. Buku ajar
informatika disusun oleh Bapak Pebi bersama dengan tim ikatan guru TIK PGRI selama
6 bulan. Buku yang disusun adalah buku informatika jenjang SD, SMP, SMA, dan
SMK. Hebatnya, buku ini mendapatkan bantuan dana dari kementerian Komunikasi
dan Informatika. Bantuan dana tersebut bermula dari pertemuan tim ikatan guru
TIK PGRI dengan Bapak Rudiantara yang menjabat menteri kominfo. Draft
buku yang telah disusun, kemudian dikirimkan ke publik dan dibedah. Selain
publik, draft buku yang dibuat juga dimintakan pendapat ke pusat perbukuan dan
kurikulum untuk mendapat masukan. Masukkan yang diperoleh dari berbagai pihak,
menjadi bahan pembenahan buku. Akhirnya usaha tidak menghianati hasil, buku
tersebut diterbitkan oleh penerbit mayor yaitu penerbit Andi Yogyakarta. Dengan
pengalaman menulis buku tersebut, Bapak Pebi membagikan urutan penulisan bahan
ajar. Berikut urutan untuk penulisan bahan ajar:
- Judul
- Peta Konsep
- Kompetensi Inti
- Kompetensi Dasar
- Tujuan
- Materi
- Rangkuman
- Uji Kompetensi Tulis (PG Min. 10, Essay Min 5 soal)
- Uji Kompetensi Praktik
- Uji Kompetensi Semester
- Kunci Jawaban
- Daftar Pustaka
- Buku ajar yang disusun berkisar 30 halaman tiap KD.
- Materi yang dituangkan dalam buku ajar bisa diperoleh dari buku ajar yang disusun oleh penulis lain maupun buku referensi umum.
- Buku ajar berbeda dengan LKS. LKS berisi kegiatan pembelajaran yang berisi teori, tanpa ada praktik.
- Batasan pengembangan indikator diperoleh dari KD dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
- Uji kompetensi tulis ini dapat disusun per KD.
- Buku ajar, memiliki kemiripan dengan buku modul.
- Ilustrasi di dalam buku ajar dapat dibuat dengan bantuan desainer ilustrasi.
Kesimpulan yang
diberikan oleh Bapak Pebi adalah membuat buku ajar sangat mudah. Menurutnya
yang lebih susah adalah mood menulis, karena berbarengan dengan kesibukan
sehari-hari lainnya. Bapak Pebi menyemangati para peserta workshop Belajar
Menulis untuk tetap bersemangat menulis dan berupaya menghasilkan minimal 1
buku ajar.
Mantap bu
BalasHapusTerimakasih Bu Hani
HapusMantap... Terima kasih Bu :-)
BalasHapusSama2 bapak
HapusTerima kasih catatannya. Lengkap!
BalasHapusResumenya bagus
BalasHapusResumenya bagus
BalasHapus