Rabu, 04 Maret 2020

Membuat Buku Ajar itu Mudah



Narasumber:  Pebi Pebriadi, S.Kom, M.M, M.T (Pendidik di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, SMK Negeri 2 Tasikmalaya)
Pertemuan kedua puluh, pertemuan yang saya katakan sebagai pertemuan puncak. Pertemuan ini diasuh oleh bapak Pebi Pebriadi. Bapak Pebi membagikan pengalamannya menyusun buku ajar informatika. Buku ajar informatika disusun oleh Bapak Pebi bersama dengan tim ikatan guru TIK PGRI selama 6 bulan. Buku yang disusun adalah buku informatika jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Hebatnya, buku ini mendapatkan bantuan dana dari kementerian Komunikasi dan Informatika. Bantuan dana tersebut bermula dari pertemuan tim ikatan guru TIK PGRI dengan Bapak Rudiantara yang menjabat menteri kominfo. Draft buku yang telah disusun, kemudian dikirimkan ke publik dan dibedah. Selain publik, draft buku yang dibuat juga dimintakan pendapat ke pusat perbukuan dan kurikulum untuk mendapat masukan. Masukkan yang diperoleh dari berbagai pihak, menjadi bahan pembenahan buku. Akhirnya usaha tidak menghianati hasil, buku tersebut diterbitkan oleh penerbit mayor yaitu penerbit Andi Yogyakarta. Dengan pengalaman menulis buku tersebut, Bapak Pebi membagikan urutan penulisan bahan ajar. Berikut urutan untuk penulisan bahan ajar:

  1. Judul
  2. Peta Konsep
  3. Kompetensi Inti
  4. Kompetensi Dasar
  5. Tujuan
  6. Materi
  7. Rangkuman
  8. Uji Kompetensi Tulis (PG Min. 10,        Essay Min 5 soal)
  9. Uji Kompetensi Praktik
  10. Uji Kompetensi Semester
  11. Kunci Jawaban
  12. Daftar Pustaka

 Penjelasan dari Bapak Pebi tentang penulisan buku ajar, saya rangkum dalam tulisan berikut:

  1. Buku ajar yang disusun berkisar 30 halaman tiap KD.
  2. Materi yang  dituangkan dalam buku ajar bisa diperoleh dari buku ajar yang disusun oleh penulis lain maupun buku referensi umum.
  3. Buku ajar berbeda dengan LKS. LKS berisi kegiatan pembelajaran yang berisi teori, tanpa ada praktik.
  4. Batasan pengembangan indikator diperoleh dari KD dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
  5. Uji kompetensi tulis ini dapat disusun per KD.
  6. Buku ajar, memiliki kemiripan dengan buku modul.
  7. Ilustrasi di dalam buku ajar dapat dibuat dengan bantuan desainer ilustrasi.

Kesimpulan yang diberikan oleh Bapak Pebi adalah membuat buku ajar sangat mudah. Menurutnya yang lebih susah adalah mood menulis, karena berbarengan dengan kesibukan sehari-hari lainnya. Bapak Pebi menyemangati para peserta workshop Belajar Menulis untuk tetap bersemangat menulis dan berupaya menghasilkan minimal 1 buku ajar.

Indinah (resume 20, BM gel 2, 4 Maret 2020)

7 komentar: