Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu tokoh penting dalam perjuangan Bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan jalur perjuangan yang dipilih oleh Ki Hajar Dewantara. Perjuangan dalam bidang pendidikan tak dapat dipandang sebelah mata. Perjuangan ini lahir akibat kurangnya kemudahan memperoleh pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia pada awalnya hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan penjajah akan tenaga kerja. Masyarakat Indonesia hanya memperoleh pendidikan ala kadarnya yang membuat mereka terbatas dalam keikutsertaan dalam pemerintahan.
Kondisi miris tersebut, membuka mata Ki Hajar Dewantara untuk tergerak mendirikan Taman Siswa demi membuka akses lebih lebar pada pendidikan. Taman siswa menyelenggarakan pendidikannya menggunakan sistem among. Sistem among tersebut merupakan gagasan dari Ki Hajar Dewantara. Kini, kita mengenal sistem among tersebut dengan "Ing ngarso sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Sistem among gagasan Ki Hajar Dewantara tersebut mengamatkan kita para guru untuk mampu menjadi teladan, pembimbing, dan pemberi semangat dalam kegiatan pengajaran yang kita lakukan. Kita harus dapat menjadi contoh baik bagi murid, membersamai proses bertumbuh seorang murid, dan memantau serta memberikan dorongan semangat agar murid dapat berkembang melalui proses pengajaran.
Dalam proses pengajaran, Ki Hajar Dewantara mengibaratkan sebagai suatu usaha pertanian. Pada perumpamaan itu, guru berperan sebagai petani dan murid merupakan benih. Dalam usaha pertanian tersebut, guru berlaku sebagai petani yang bertugas berupaya menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi pertumbuhan terbaik murid. Pertumbuhan yang dimaksud adalah perkembangan pengetahuan dan kemampuan terbaik yang dimiliki oleh murid, dan menekan semaksimal mungkin faktor penghambat pertumbuhan. Pun demikian, hasil dari kegiatan pertanian tersebut bergantung juga terhadap kemampuan dan kemauan benih itu sendiri.
Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Penyelarasan terhadap kodrat alam penting dilakukan agar pengetahuan yang diperoleh murid sejalan dengan potensi sumber daya maupun kondisi sosio kultural murid. Hal ini perlu agar pengetahuan yang diperoleh murid pada akhirnya mampu mengantarkan mereka mencapai kesuksesan. Potensi atau kondisi murid yang berubah sesuai dengan keadaan sosial dan budaya masyarakat dari waktu ke waktu merupakan cakupan dari kodrat zaman. Kodrat zaman ini menuntut seorang guru mampu menyesuaikan cara dan pendekatan dalam penyajian pendidikan yang dapat diterima dengan mudah oleh murid.
Sebelum memahami filosofi pendidikan yang telah diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara tersebut, saya sering merasa terbebani apabila ada satu atau dua murid yang tidak mampu menguasai pelajaran yang telah saya sajikan. Saya juga memiliki kecenderungan menyajikan proses pengajaran tanpa mempertimbangkan kebergunaan mateei terhadap kelangsungan hidup murid nantinya di masyarakat. Bahkan saya juga sempat memiliki pandangan bahwa belajar tidak memerlukan variasi, saya kurang memperhatikan tentang kebutuhan, kegemaran, dan gaya belajar murid yang beragam. Akan tetapi dalam hal 3 sistem among Ki Hajar Dewantara, saya telah sering melakukan seperti pemberian teladan bagi murid dalam kedisiplinan, senantiasa membersamai murid belajar, dan menaburkan semangat belajar kepada murid dalam segala kesempatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar