Kamis, 20 Februari 2020

Dengan Menulis Aku Berpetualang



Pemateri: Ibu Hati Nurahayu (Bandung), Moderator: Ibu Hidmi Gramatolina Ramdhayani (Lombok)
Malam ini, kami kembali bertemu dengan narasumber luar biasa dengan segudang karya dan penghargaan. Narasumber kita seorang Ibu hebat, ibu dengan lima orang anak yang mampu menelurkan karya-karya luar biasa disaat senggang bersama buah hatinya yang mayoritas balita. Narasumber kita membuktikan bahwa kesibukan sebagai seorang Ibu, tidak mampu membelenggu kreatifitasnya untuk berkarya. Mari kita simak sekelumit kisah narasumber kita yang saya tuangkan dalam catatan sederhana ini.
Narasumber merupakan seorang pendidik di salah satu sekolah swasta di Bandung sejak 16,5 tahun yang lalu. Pengalaman menulis narasumber dimulai ketika pada tahun 2002 beliau mengenal Bapak Yusuf Hilmi Adisenjaja sebagai dosennya ketika menempuh pendidikan di bangku kuliah.  Dari beliau, narasumber mendapatkan inspirasi untuk menulis. Karya pertama yang dihasilkan oleh narasumber adalah Hikmah Diharamkan Darah yang berhasil dimuat pada Majalah Karimah. Beberapa tahun dari karya pertama tersebut, narasumber sempat vakum dalam dunia kepenulisan.
Baru pada tahun 2007, narasumber kembali menghasilkan karya tulis dalam bentuk PTK. PTK hasil tulisan narasumber kemudian dikirimkan kepada P4TKIPA sesuai arahan Bapak Kepala Sekolah kala itu. Melalui PTK tersebut, narasumber tampil sebagai pemakalah perwakilan Propinsi Jawa Barat dalam seminar internasional yang diadakan oleh sedec.
Tahun berikutnya narasumber kembali berkiprah dalam dunia kepenulisan dengan mengirimkan proposal penelitian kepada LPMP Jawa Barat. Proposal yang dikirimkannya lolos menjadi salah satu penerima dana Block grant penelitian. Berikutnya, secara berturut-turut PTK yang diajukan pada tahun 2015 hingga 2019 selalu diterima.
Mencoba hal baru, narasumber kemudian mengikuti kegiatan diseminasi literasi dengan membuat tulisan dalam bentuk narasi. Kegiatan tersebut diikuti pada tahun 2017, dengan sebuah karya narasi berjudul “Peuyeum Bandung”. Karya yang dibuat dadakan dalam waktu 6 hari sebelum deadline tersebut awalnya mendapat cibiran dari beberapa kolega yang sempat dimintakan komentar. Saat itu, narasumber ingin memastikan apakah tulisan yang dibuat sudah benar berbentuk narasi. Diluar dugaan narasumber, karya yang diikutkan dkompetisi dengan prinsip: “ kirim dan lupakan” tersebut justru meraih penghargaan pemenang terbaik 1. Ide menulis karya Peuyeum Bandung ini muncul karena narasumber ingin mengangkat sains dan bioteknologi dengan gaya narasi.  Dalam Peuyeum Bandung juga terdapat nilai kearifan lokal, karakter, religi, dan keterampilan yang ingin diangkat oleh narasumber sebagai tulisan. Bagi narasumber, menulis merupakan pengisi waktu saat pekerjaan rumah tangga telah selesai. Narasumber pun memiliki pendapat bahwa menulis merupakan “refreshing otak”. 
Saat awal menulis, narasumber belum mengenal keberadaan penerbit indie. Narasumber sempat menawarkan naskah bukunya pada penerbit-penerbit. Dari beberapa naskah yang ditawarkan, terdapat 2 buku yang berhasil terbit yaitu tentang Reptile dan Mengenal Ekosistem yang diterbitkan oleh penerbit Mitra Sarana, serta Kreasi dari Kain Flanel yang diterbitkan oleh Rosda Karya. Baru setelah mengikuti kegiatan diseminasi literasi, narasumber mengenal penerbit indie diantaranya penerbit Majas yang dikomandani oleh Ibu Emi Sudarwati. Hobby menulis yang dimiliki oleh narasumber membuat banyak kawan yang meminta bantuannya untuk melakukan editing pada karya tulis mereka. Hingga saat ini terdapat 200an buku naskah guru yang telah diedit oleh narasumber kita.
Pada bulan Oktober tahun 2019, narasumber berinisiatif untuk mengelola sebuah penerbitan indie sendiri. Penerbit tersebut diberi nama Tata Akbar. Penerbit yang baru berkiprah tersebut telah mampu menerbitkan 50 naskah buku, dan masih memproses 45 naskah baru lagi.
Motto menulis narasumber adalah “Dengan menulis aku berpetualang. Dari tidak bisa menjadi bisa. Jangan pernah takut untuk mencoba, dan hasilnya serahkan pada Allah S.W.T. Narasumber tidak menjadikan menulis adalah sebuah target namun media penyegaran sambil bersama anak-anak yang masih balita. Bahkan narasumber juga menyampaikan bahwa foto-foto unik yang sederhana juga dapat menjadi ide di dalam menulis.
Narasumber juga memiliki pengalaman menulis buku bersama penulis ternama seperti Marthen Kanginan. Pengalaman ini diperoleh melalui sahabatnya di bangku kuliah yang menjadi editor Bapak Marthen Kanginan. Sungguh kesempatan luar biasa yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Dalam kegiatan diskusi ini, narasumber juga membagikan trik merubah naskah PTK menjadi sebuah buku. Berikut trik yang narasumber bagikan:
Bab I menjadi bab pendahuluan dengan komposisi tanpa rumusan masalah, manfaat, dan definisi operasional. Tambahkan bagian kesenjangan, dan pernyataan: buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul ....
Bab II ditulis dari sub bab 2.1 pada PTK
Bab III ditulis dari sub bab 2.2 dalam PTK
Bab IV berasal dari sub bab 2.3 dalam PTK
dan
Bab V merupakan hasil penelitian dan pembahasan
dibagian awal diberi pengantar:
Uraian pada bab ini diangkat dari hasil PTK yang dilakukan di ... pada ....
dilanjukan dengan kalimat:
Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah ... yang dikumpulkan dengan instrumen ... lalu dianalisis dengan ...
kemudian sub bab berikut mengikuti pada bab hasil penelitian dan pembahasan.
Kesimpulan di akhir diskusi yang disampaikan oleh narasumber adalah:
1.       Intinya menulis saja apa yang kita mau dan ada di benak kita
2.       Ikuti sistematika penulisan pada tulisan yang kita buat
3.       Fokus pada buku yang dirancang jika ingin membuat buku
4.       Tulislah outline terlebih dahulu.
5.       Mau mencoba hal yang menurut kita tidak mungkin
6.       Miliki sikap dan cara tersendiri dalam menyelesaikan karya
7.       Masalah hasil, dilihat kemudian yang terpenting niatan berkarya
8.       Dan lagi-lagi kata-kata provokatif dari narasumber kita yang saya angkat sebagai judul yaitu: “Dengan menulis aku berpetualang”
Menjadi penutup kegiatan berdiskusi bersama narasumber malam ini.


Indinah (resume 13, BM gel 2, 17 Pebruari 2020)

2 komentar: