Pemateri: Ibu Sri
Sugiastuti, Moderator: Ibu Hidmi Gramatolina
“Hari ini harus lebih baik dari
kemarin. Karena kita diberi akal pikiran dan harus mampu belajar dai
pengalaman” lagi-lagi saya bertemu kata-kata provokatif pada awal pertemuan
diskusi kali ini. Narasumber kali ini adalah seorang ibu hebat yang memiliki ketertarikan
pada dunia menulis. Selain sebagai penulis, narasumber juga senang membantu
menjadi editor buku. Beliau sudah beberapa kali membantu terlahirnya buku orang
lain. Beliau senantiasa mendapatkan kepuasan bathin ketika sukses membantu
terbitnya sebuah buku.
Kepiawaian narasumber untuk
“membidani” (istilah beliau) lahirnya buku, membuatnya memiliki gambaran umum
yang dapat dipelajari oleh penulis pemula dalam menulis buku. Berikut
langkah-langkah membuat buku secara indie:
1. Menyiapkan
naskah
2. Menyiapkan
cover
3. Menyusun
halaman persembahan
4. Membuat
kata pengantar
5. Menyusun
daftar isi
6. Menyebutkan
daftar pustaka
7. dan
membuat cover bagian belakang buku
Setelah ketujuh tahapan tersebut
dilalui, pemateri menggambarkan proses penerbitan buku dalam skema: pembuatan
cover è
pembuatan judul buku è
mencantumkan nama penulis è
membuat kata pengantar è
mencantumkan daftar isi è
baru kemudian mengikuti antrian untuk mendapatkan ISBN buku.
Menerbitkan buku secara indie maupun
secara mayor memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Beberapa
perbedaan antara keduanya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menerbitkan
secara indie memerlukan pendanaan pribadi, sedangkan melalui penerbit mayor
penulis tidak dikenakan biaya dan bisa mendapatkan royalti dari hasil penjualan
bukunya.
2. Menerbitkan
secara mayor memerlukan jumlah banyak. Biasanya minimal 1000 exp cetakan,
sedangkan melalui penerbit indie, kita dapat menerbitkan buku meskipun hanya 1
exp.
3. Pencetakan
menggunakan penerbit mayor, harus melalui antrian sedangkan melalui penerbit
indie naskah dapat segera dicetak dan dipasarkan. Kelemahannya, pemasaran dari
hasil penerbitan secara indie harus dilakukan sendiri oleh penulis.
Ada bermacam tulisan yang dapat
menjadi sebuah buku, seperti panalitian tindakan kelas, kumpulan artikel
pribadi yang bisa dihimpun menjadi “bunga rampai”, ataupun kumpulan artikel
banyak orang menjadi sebuah antologi.
Pemateri menutup diskusi dengan
kata-kata motivasi bahwa menulis itu mudah, seperti saat kita beecakap-cakap.
Jika ingin menuangkan tulisan menjadi buku, bisa mencoba menggunakan penerbit
indie terdekat. Ketakutan buku tidak laku juga harus disingkirkan karena
pemateri berpandangan ‘biarlah buku kita menemui takdirnya sendiri”. Jika ingin mahir menulis, rajinlah bergaul
dengan penulis dan tidak pelit berbagi ilmu.
Indinah (resume 6, BM gel 2, 3 Pebruari 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar