Kamis, 20 Februari 2020

Ketika Bukumu Ditolak Penerbit



Pemateri: Bapak Wijaya Kusuma
Kisah kali ini menceritakan perjalanan Bapak Wijaya Kusuma dalam melahirkan buku. Menerbitkan sebuah memerlukan sebuah proses yang harus dialui dengan sabar. Banyak penulis yang ditolak oleh penerbit, lari menuju penerbit indie. Menerbitkan buku melalui penerbit indie memerlukan modal uang pribadi. Padahal ketika kita menerbitkan buku, seharusnya kitalah yang mendapatkan keuntungan dalam bentuk pemasukan keuangan. Narasumber kemudian menceritakan pengalamannya menerbitkan buku yang berjudul “Mengenal Tindakan Kelas”. Naskah buku yang telah disusun oleh penulis bersama Bapak Dedi Dwitagama sempat mengalami penolakan dari penerbit. Penerbit beralasan, penulis bukanlah seorang dosan. Dengan jawaban tersebut, narasumber mencetak naskah bukunya melalui penerbit indie.
Hal menarik terjadi ketia narasumber kita sedang mengikuti bimbingan penulisan thesis dengan Prof. Conny R. Semiawan. Ketika itu, narasumber sedang menyelesaikan studi pada program pasca sarjana S2 di UNJ Rawamangun. Ketika naskah buku narasumber ditunjukkan pada dosen pembimbing thesisnya, Prof Conny bersedia membaca karyanya. Peristiwa berikutnya sungguh di luar dugaan, prof Conny memperkenalkan narasumber kita dengan Bapak Anton dari penerbit indeks. Bak gayung bersambut, naskah yang diajukan oleh narasumber kita diterima dan akan diterbitkan oleh penerbit indeks dengan beberapa perbaikan.
Naskah buku kemudian diperbaikai dengan menambah gambar dan ilustrasi yang dilakukan oleh Bapak Agus Sampurno. Ilustrasi dan gambar yang disajikan berfungsi untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap isi buku. Terbitlah buku “mengenal Tindakan Kelas” dengan sampul berwarna kuning yang menarik perhatian. Buku tersebut diluncurkan pertama kali pada program pasca sarjana UNJ Rawamangun.  Dengan terbitnya buku tersebut, narasumber mulai diundang sebagai pembicara dan narasumber PTK. Sungguh prestasi membagakan yang akan selalu melakat dalam ingatan. Hasil penjualan buku tersebut menghasilkan royalti bagi narasumber kita. Tak tanggung-tanggung, hasil royalti tersebut cukup untuk dituar dengan ipad merk @ple terbaru.
Aktivitas yang dijalani oleh narasumber, menjadi sumber pendapatan. Pendapatan tersebut meliputi: hasil penjualan buku dan royalti serta sebagai pembicara. Motivasi penutup yang disampaikan oleh narasumber yaitu: “Bila buku ditolak penerbit, teruslah melakukan perbaikan samapi naskah tersebut diterima. Tips dari narasumber dalam pengajuan buku pada penerbit yaitu: kirimkan nasah dalam bentuk cetak, jika telah disetujui untuk dicetak barulah mengirimkan soft copy naskah buku. Hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan naskah yang telah kita kirimkan
Salam literasi

Indinah (resume 8, 7 Pebruari 2020)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar