Pemateri: Ibu Emi
Sudarwati, Moderator: Ibu Hidmi Gramatolina
Narasumber pada pertemuan malam
ini adalah Ibu Emi Sudarwati seorang guru hebat yang berbagi pengalaman penuh
inspirasi. Seorang ibu yang juga penulis dan guru berprestasi. Narasumber
mengawali karir kepenulisannya pada tahun 2013 dengan bergabung dengan
komunitas menulis di Kabupaten Bojonegoro. Komunitas ini bernama PSJB yang
merupakan akronim dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro. Melalui komunitas
menulis ini, narasumber berkenalan dengan orang-orang hebat yang berkecimpung
di dunia kepenulisan yang didalamnya termasuk pemimpin redaksi Radar Bojonegoro
Alm. Anas AG. Melalui perkenalan dengan penulis-penulis hebat, narasumber kita
mengetahui bahwa karya yang dihasilkan oleh siswa pun bisa diterbitkan menjadi
sebuah buku yang memiliki ISBN.
Inspirasi ini, memancing
narasumber untuk mulai menghimpun hasil karya siswa asuhannya di SMP Baureno.
Karya tersebut lantas dibukukan sehingga terbitlah kumpulan cerkak karya siswa
SMP Baureno. Terbitnya karya ini mendapatkan respon positif dari Kepala SMP
Baureno, Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro sampai Bupati Bojonegoro kala itu.
Keberhasilan narasumber tersebut sampai menjadi berita setelah wartawan Radar
Bojonegoro mewawancarainya. Hingga berdampak tampilnya narasumber di berbagai
media secara gratis. Beliau tidak merasak kendala yang berarti dalam pengalaman
manulis bersama siswa. Satu kunci yang dipegang teguh olehnya adalah sabar.
Tidak berhenti sampai disini,
narasumber atas dorongan Kepala Sekolah mengikuti kompetisi Inobel tingkat Nasional
tahun 2015 dengan mengirim karya inovasinya. Keikutsertaaan dalam kompetisi ini
membuahkan hasil dengan mengikutsertakan narasumber sebagai finalis yang
mendapatkan kesempatan menyajikan hasil karyanya di Jakarta. Sepulang dari
megikuti kompetisi, nara sumber mendapatkan rekomendasi dari PSBJ untuk
mengikuti sayembara yang diselenggarakan oleh BBJT (Balai Bahasa Jawa Timur).
Usaha tersebut tidaklah sia-sia, melalui ajang ini narasumber menyabet gelar
Guru Bahasa Jawa berdedikasi. Gelar ini diperoleh karena narasumber kita
memiliki karya berupa buku kumpulan karya siswa, tidak semua orang dapat dan
mudah untuk meraihnya.
Keberhasilan demi keberhasilan
yang telah diraih, mengantarkan narasumber kita untuk mengikuti ajang guru
prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro tahun 2016. Dalam kegiatan ini,
narasumber berhasil merebut juara 3 guru berprestasi Kabupaten Bojonegoro.
Dengan rasa penasaran yang masih tersisa, pada tahun ini juga narasumber
berinisiatif mengikuti kembali kompetisi inobel. Kali ini, narasumber
mendapatkan hasil manis dengan sukses menyabet juara 1 Inobel Nasional dalam
kategoro Seni, Olahraga, Agama, Bimbingan Konseling, dan Muatan Lokal.
Kemenangan ini membuka kesempatan bagi narasumber untuk mengikuti kursus
singkat di Negara Belanda. Kursus ini memberikan kesempatan pada narasumber
untuk belajar di beberapa Universitas terkemuka di Belanda seperti Universitas
Windesheim dan Leiden. Selain universitas, narasumber juga berkesempatan
berkunjung pada sekolah Van der Capellen.
Sepulang dari kursus singkat di
negeri Belanda, narasumber melanjutkan kegiatannya dengan mengikuti workshop
menulis jurnal di Bali. Pelatihan ini mempelajari metode mengubah naskah Inobel
menjadi sebuah jurnal. Hasil karya narasumber dimuat pada sebuah jurnal
nasional terkenal bernama “Dedaktika”.
Belum puas mengembangkan diri,
narasumber mengikuti workshop literasi di Batam yang kemudian dilanjutkan
berjalan-jalan singkat di negeri Singa “Singapura”. Pejalanannya ini bukanlah
suatu perjalanan wisata biasa, karena hasil dari perjalanan ini menelurkan
sebuah karya lagi yang diberi judul “Dag Dig Dug Singapura”.
Kemenangan narasumber dalam
kompetisi Inobel, melarangnya untuk mengikuti kembali kompetisi ini. Namun tak
hilang akal, narasumber kita mengajak alumnus finalis Inobel untuk menulis
bersama dan diterbitkan dalam bentuk buku dalam wadah kelompok Patungan Buku
Inspiratif. Pada tahun 2018, ratusan buku karya alumni Inobel berhasil dicetak.
Sukses dalam dunia tulis menulis, narasumber yang juga seorang guru seringkali
menjadi motivator rekan sejawatnya untuk sering mengirimkan karya mereka ke
media. “Mengirim naskah ke media harus disertai kesabaran dan kegigihan” begitu
pesannya.
Tidak hanya memotivasi rekan
sejawat, narasumber juga memprofokasi suaminya untuk menulis bersama. Hasil
tulisannya diberi judul “Kado Cinta 20 tahun dan Haiku” yang terbit pada tahun
2019. Di tahun yang sama, pengalaman Haji dan Umroh yang dilakukannya
dituangkan dalam sebuah buku berbahasa Jawa. Disusul buku kedua: Buku Sampai
Keliling Nusantara dan Dunia. Buku-buku patungan pun masih dihasilkan oleh
narasumber secara berkesinambungan, baik bersama siswa maupun komunitas
Patungan Buku Inspiratif. Narasumber juga sempat bekerjasama dengan penerbit
Pusat Ilalang.
Kata penutup yang disampaikan
narasumber sangat menarik: Buku adalah sejarah, merupakan catatan bahwa kita
pernah hidup di Dunia. Oleh sebab itu, narasumber ingin mengabadikan setiap
jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Setiap karya yang kita hasilkan akan
menemukan takdirnya sendiri.
Indinah (resume 7, BM gel 2, 5 Pebruari 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar